Review Film Yuni
Film ini disutradai oleh Kamila Andini yang mengisahkan seorang remaja yang bernana Yuni (Arawinda Kirana) yang sedang menempuh pendidikan SMA. Yuni adalah orang yang rajin dan pintar sehingga gurunya menyarankan Yuni untuk berkuliah menggunakan beasiswa di sekolahnya. tetapi, dibalik kepintarannya. Yuni merasa terbebani dengan pelajaran Bahasa Indonesia sehingga gurunya pak Damar (Dimas Aditya) memberi tugas lebih banyak untuk Yuni.
Yuni meminta bantuan kepada adik kelasnya yang bernama Yoga (Kevin Ardilova). dan Yoga juga memilki rasa suka kepada Yuni.
Yuni memiliki daya tarik khusus yang banyak disukai oleh dua pria, sayangnya kedua tersebut ia tolak untuk dilamar. Mitos di desanya, jika kita menolak lamaran maka akan lama lagi dapat jodohnya. Hal itu membuat Yuni menjadi dilema untuk meneruskan kuliahnya dengan syarat belum menikah atau lamaran.
FYI, Yuni sangat suka dengan warna ungu, ia suka membeli barang dengan warna ungu dan mengambil barang orang lain yang bewarna ungu.
Review
Jujur, ini film paling bagus sih pada tahunnya dengan bertema perempuan dan patriaki. Film ini mempunyai rate 17+.
Kelebihan pada film ini adalah desain warnanya yang konsisten dan mempunyai maknanya sendiri. kita bisa dilihat dari poster bahwa kebanyakan memakai warna ungu dan di filmpun barang, pakaian, hingga benda kecil saja menggunakan warna ungu. ungu bisa dikatakan bahwa mempunyai ari yaitu Janda.
Pengambilan gambar pada film ini memang menarik sih dan set latarnya ini bener - bener realistis. sepertinya ini syutingnya daerah banten.
Plot pada cerita disini ga terlalu boring banget sih, mungkin ada ya pada pertengahan film tapi ga terlalu banyak. penceritaan pada film ini memang terlalu banyak menyindir misalnya "ngapain anak cewe kuliah kalo ujung - ujungnya ke dapur" itu adalah kata yang emang nyakitin sih terutama pada wanita yang mempunyai niat kuliah. daerah situ juga masih mengenal mitos - mitos zaman dulu seperti kalau suka nolak lamaran susah dapet jodohnya lagi.
Musik disini juga memang menggambarkan banget tentang perempuan yang sedang dilema. oh iya, karena daerah disana agamanya sangat kental. di sekolah yuni, yuni mengikuti eskul musik. dia akan tampil tetapi, ditunda dan digantikan oleh hadroh dari eskul rohis. katanya sih, suara adalah aurat.
Akting disini semuanya bener - bener natural banget dan tidak ada kekurangannya.
Memang film ini mungkin rada tabu seperti film kucumbu tumbuh indahku, tetapi moral yang disampaikan kepada penonton itu memang bagus banget misalnya wanita harus berani memutuskan dalam suatu hal pilihan, dan pentingkan diri sendiri jangan dengarkan omongan orang lain yang cuma mengejek.
Mungkin pas di ending rada membingungkan sih kenapa harus begitu, tapi mungkin yang diinginkan Yuni adalah itu.
Kesimpulan dari film ini adalah memang film Yuni ini paling berani banget yang membahas tentang perempuan yang selau dipaksa ini dan itu. seperti menikah memanglah mudah bagi mereka, tapi kalau bagi kita memikirkan masa depan setelah menikah pasti butuh perjuangan. maka dari itu mikir - mikir lagi kalau mau menikah karna memiliki persiapan penuh. Desa yang ditinggali oleh Yuni pun pada film ini persis banget dalam penggambarannya seperti suara adalah aurat hingga ditolak jodoh. dan moral pada film ini sudah cukup kuat
so, boleh setuju boleh tidak
Score: 9,7/10
Comments
Post a Comment